Sejarah dan Profil Grab, Aplikasi Transportasi Online Ternama
Sejarah dan Profil Grab, Aplikasi Transportasi Online Ternama

Sejarah dan Profil Grab, Aplikasi Transportasi Online Ternama

Grab menjadi salah satu aplikasi transportasi online yang memiliki banyak pengguna di Indonesia. Namun meski gaungnya sudah banyak terdengar, mungkin banyak yang belum tahu mengenai sejarah panjang grab di Indonesia. Untuk itu kali ini akan dibahas mengenai sejarah dan profil grab di Indonesia.

Baca juga : Jenis Jenis Asuransi Kendaraan Yang Ada Di Indonesia

Sepak terjang grab di Indonesia bahkan dunia akan dibahas lebih lanjut di sini. Tentunya ini akan sangat sayang untuk dilewatkan. Hanya saja sebelum membahas seputar sejarah grab tak ada salahnya untuk mulai mengenal lebih dahulu tentang apa itu grab di bawah ini.

Napak Tilas Seputar Sejarah dan Profil Grab, Aplikasi Transportasi Online Ternama

Grab ,yang juga dikenal dengan MyTeksi di luar negeri ini, merupakan salah satu aplikasi transportasi online yang ada di Indonesia. Ia hadir sebagai salah satu startup yang sukses menjamah konsumen di Indonesia. Kemudahan yang diberikan oleh aplikasi yang satu ini memang cukup nyata.

Ada beberapa pilihan layanan yang dapat diperoleh pengguna aplikasi yang satu ini. Total saat ini hadir 10 layanan dapat diakses pengguna. Mulai dari layanan grab bike yang siap mengantarkan pengguna dengan cepat, sampai aplikasi grab wheels untuk yang ingin mencoba berkeliling menggunakan e-skuter.

Berbagai layanan ini dapat dinikmati pengguna dengan cara lebih dahulu mengunduh aplikasi grab di play store. Dari sanalah akses menuju ke layanan aplikasi ini dapat diperoleh.

Menelusuri Sejarah dan Profil Grab

Mungkin sudah banyak yang mengenal grab, namun bukan berarti ini serta merta membuat sejarah dan profil grab banyak dikenal di Indonesia. Ada sejarah panjang yang melingkupi perjalanan grab hingga menjadi seperti sekarang ini. Berikut bagaimana perjalanan grab hingga menjadi seperti sekarang ini.

  • Awal Mula Perusahaan

Awal mula ide pendirian grab ini sebenarnya berasal dari pengalaman Anthony Tan(salah satu pendiri grab). Dimana ketika pulang ke Malaysia ia mendengarkan cerita temannya yang berkunjung ke Malaysia tentang pengalaman menaiki taksi yang kurang mengenakkan.

Taksi yang ditumpangi temannya ketika mengunjungi Anthony rupanya telah mengambil jalan yang tidak benar untuk membuatnya membayar lebih. Hal ini yang kemudian membuatnya memiliki inspirasi untuk menjadikan permasalahan tersebut sebagai project kuliahnya. Saat itu Anthony menempuh pendidikan sebagai mahasiswa di Harvard Business School.

Rupanya project tersebut membuatnya mendapat tempat kedua dalam sebuah kontes business plan yang diadakan di kampus tempatnya berkuliah. Bahkan project tersebut berhasil menjadi finalis dalam Harvards Minimum Viable Product Funding Award.

  • Mulai Mendirikan Grab

Siapa sangka jika kemudian Anthony mulai mencoba serius dengan project yang diajukannya. Tepatnya pada bulan Juni 2012 ia keluar sebagai kepala pemasaran dari bisnis yang dibangun keluarganya dan meluncurkan aplikasi MyTeksi (di negara lain dikenal dengan nama GrabTaxi).

Anthony tidak meluncurkan My Teksi sendirian, melainkan dengan mengajak seorang teman yaitu Tan Hooi Ling yang merupakan teman sekelasnya di Harvard. Saat itu grab hadir dengan didanai hibah dari Harvard sebesar US$ 25.000 dan biaya pribadi Anthony.

Ketika pertama kali diluncurkan, Anthony yang menjabat sebagai CEO berusaha menemui perusahaan taksi terbesar di Malaysia saat itu. Namun, justru respon negatif yang diperoleh dari perusahaan tersebut. Bahkan di awal peluncurannya hanya ada 30 taksi yang memutuskan memberikan kepercayaan pada Anthony.

  • Grab Mulai Berkembang

Pembahasan mengenai sejarah dan profil grab kali ini sampai pada perkembangan grab pasca peluncurannya. Tahun 2013 perusahaan ini pun mulai mengembangkan sayapnya ke Filipina. Pada bulan oktober di tahun yang sama ia juga mulai menjelajah Thailand serta Singapura.

Grab saat itu bekerja sama dengan HDT Holdings dan meluncurkan sebuah taksi elektrik di Singapura. Lebih lanjut peluncuran taksi elektrik ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun armada taksi elektronik terbesar di Asia Tenggara

  • Ekspansi Lebih Jauh

Pertumbuhan dari grab tidak berhenti di Singapura saja. Pada tahun 2014 ia mulai meneruskan ekspansinya pada negara-negara lainnya. Kota Ho Chi Minh, Vietnam menjadi sasaran awalnya di Februari 2014, kemudian dilanjutkan dengan Jakarta pada Juni tahun yang sama.

Pencapaian grab pada tahun 2014 meningkat cukup signifikan. Pasalnya di tahun yang sama ia juga meluncurkan layanan baru yang diberi nama GrabCar. Layanan yang satu ini menggunakan mobil pribadi sebagai alternatif solusi ketika taksi susah diperoleh saat jam-jam macet. Grabcar pertama kali diujicobakan di Ho Chi Minh sebagai awal.

  • Mulai Merambah ke Berbagai Inovasi Lainnya

Inovasi dari grab tidak berhenti di grabcar saja. Seiring berjalannya waktu mereka mulai mengembangkan inovasi-inovasi baru lainnya. Salah satu inovasinya yang lain muncul di tahun 2015, yaitu grab bike. Dimana grab bike menjadi layanan yang diberikan grab dengan menjadikan motor sebagai alat transportasinya.

Peluncuran grab bike dilakukan di Vietnam dan Indonesia. Layanan yang satu ini juga dilengkapi dengan asuransi untuk penumpang maupun pengendaranya. Hal ini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan kecelakaan yang terjadi di jalan.

  • Melakukan Re-Branding

Layanan grab berkembang dari waktu ke waktu tidak hanya meliputi layanan taksi saja. Hal inilah yang kemudian membuat grab melakukan re-branding pada tahun 2016. Jika semula lebih banyak dikenal dengan GrabTaxi kali ini re-branding dilakukan untuk mengenalkan branding barunya, yaitu Grab. Kehadiran grab ini menjaring semua produk perusahaan dalam satu atap.

Di tahun yang sama grab hadir dengan inovasi baru. Mereka menyisipkan fitur grabchat yang dapat membuat pihak pengguna aplikasi dan driver untuk berkomunikasi. Fitur ini juga memungkinkan adanya translate pesan apabila keduanya memiliki bahasa yang berbeda.

Pada tahun 2018 kemudian grab memutuskan untuk bergabung dengan Uber regional Asia Tenggara. Masih di tahun yang sama, grab juga memutuskan melakukan investasi pada platform e-payment buatan Lippo Grup, OVO.

Grab di Indonesia Saat Ini

Sejarah dan profil grab yang telah dijelaskan sebelumnya tentu masih memiliki jalan yang panjang nantinya. Mengingat bahwa sampai saat ini grab terus hadir dengan beragam pembaharuan yang dimilikinya. Tapi, melihat perkembangan panjang grab mungkin membuat beberapa dari kita bertanya-tanya, lalu bagaimana kondisi grab di Indonesia saat ini?

Perkembangan grab di Indonesia cukup signifikan pasca peluncurannya yang pertama pada 2014 lalu. Apalagi setelah adanya kerjasama antara grab dan OVO. Sudah menjadi rahasia umum jika kerja sama keduanya cukup menguntungkan pengguna aplikasi grab. Pasalnya ada banyak banjir promo yang diberikan pada pengguna grab jika membayar menggunakan OVO.

Kehadiran aplikasi transportasi lainnya tidak membuat grab menjadi minim peminat. Malah pada tahun 2019 ini grab sukses dinobatkan sebagai Dekakorn (decacorn) pertama di Asia Tenggara. Ini berarti nilai dari grab sudah melebihi $10 miliar.

Kita sudah banyak membahas mengenai apa itu grab, sejarah dan profil grab serta bagaimana perkembangan grab di Indonesia saat ini. Harus diakui jika perjalanan grab baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara masih cukup panjang. Apalagi melihat bagaimana grab terus melakukan inovasi dan berbagai ekspansi baru untuk menjadikan grab menjadi sesuai dengan motonya, “maju terus”.

Check Also

Rahasia Sukses UMKM, Maksimalkan Potensi Sampel Gratis dalam Strategi Pemasaran

Rahasia Sukses UMKM, Maksimalkan Potensi Sampel Gratis dalam Strategi Pemasaran

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, khususnya bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), …