Siapa Allah sebenarnya dalam Proses mencari Tuhan

siapa-Allah-02Siapa Allah sebenarnya.. ? Siang kemaren ngobrol sambil bercanda sama seorang teman, beliau mengatakan bahwa dirinya belum bisa melaksanakan apa yang sudah diajarkan islam sepenuhnya. Karena beliau merasa belum dan masih dalam proses mencari tuhan sepenuhnya. Lalu saya jawab “Kalau cuma mencari tapi diam ditempat atau tidak melaksanakan apa yang sudah diwajibkan, kapan mau menemukanNya”. Lalu perdebatan tentang sejarah nabi Adam dan Hawa pun dikeluarkan untuk membuat lebih seru perdebatannya.

Saya akui dia lebih banyak membaca tentang agama Islam dari buku2 yang sudah dikumpulkannya, sedangkan saya baru belajar dasarnya saja, jadi tidak banyak yang bisa saya jawab dengan argumen argumen yang bermutu.

Subuh ini kata kunci yang saya ketikkan di google adalah “siapa Allah sebenarnya” Lalu muncullah sebuah tulisan dengan judul sedikit provokativ berada di urutan paling atas yang membuat kita penasaran untuk membukanya. Judulnya adalah :

TUHAN ITU SEBENARNYA TIDAK ADA, INILAH… – Divani Kaligrafi …

siapa-Allah

Tetapi begitu membukanya, saya langsung tersenyum. Tulisan tersebut merupakan sebuah cerita tentang salah satu bukti keberadaan tuhan yang dikemas secara apik. Begini ceritanya :

Alkisah, terjadi obrolan seorang tukang cukur dan pelanggannya di sela-sela aktivitas sang tukang cukur potongan rambut si pelanggan.

TC: Tukang Cukur
P: Pelanggan

TC: “Tuhan itu gak ada!”
Begitulah celetukan tiba-tiba tukang cukur mengawali obrolan mereka berdua.

P: “Menurutmu begitu? Darimana munculnya kesimpulan konyol itu?” Pelanggan dengan santai menanggapi.

TC: “Coba saja kita lihat di luar sana, banyak sekali orang miskin, orang susah dan kelaparan di mana-mana. kalau memang Tuhan itu ada dan memang Maha Pengasih dan Penyayang, seharusnya dunia ini dipenuhi dengan orang-orang kaya, sejahtera dan serba berkecukupan.” jelas sang tukang cukur menguatkan argumennya.

P: “Hmm…” gumaman sang pelanggan seraya memikirkan jawaban si tukang cukur.

TC: “Betul kan? Kamu pun tidak punya argumen lain untuk membantahnya.” lanjut si tukang cukur dengan manap.

Ditengah keheningan yang singkat ini, tiba-tiba si pelanggan berkata,

P: “Kalo begitu, tukang cukur itu juga gak ada!”

TC: “Apa? Darimana kesimpulan gila itu muncul? Lalu aku ini kamu anggap apa?” jawab si tukang cukur dengan jengkel.

Kemudaian si pelanggan ini menjawab

P: “Coba lihat diluar sana, tidakkah kau lihat banyak sekali orang dipinggiran kota ini beranbut gondrong, berantakan, dan berewok yang tidak rapi. Itu menandakan bahwa tukang cukur itu tidak ada,” jelas sang pelanggan sambil meyakinkan argumennya.

Kali ini dengan cepat si tukang cukur membalas argumen pelanggannya.

TC: “Ah, itu salah mereka sendiri. mereka tau aku punya kios di sini, mereka tau aku ada dan siap merapikan rambut mereka, tapi mereka tidak mendatangiku dan menggunakan jasaku. Bisa jadi itu adalah pilihan yang mereka sukai. Namun, yang jelas kita berdua dan mereka semua sama-sama tau bahwa aku, sang tukang cukur, itu ada.”

Mendengar jawaban tersebut, sang pelanggan pun menjawab dengan santainya

P: “Nah, aku suka jawabanmu. Tidakkah seharusnya demikian pula kita memandang keberadaan Tuhan? Kita sama-sama tau jika Tuhan itu ada, Tuhan itu bekerja, dan Tuhan siap melayani siapa saja yang meminta pertolongan-Nya. Namun, sebagian besar kita memilih untuk tidak mendatangi-Nya. Kita tidak meminta-Nya untuk merapikan kehidupan kita, mengangkat kita dari masalah, dan kita tidak datang kepada-Nya untuk meminta solusi atas semua masalah-masalah kehidupan kita. Bisa jadi sebagian orang memang memilih untuk tidak mempercayai Tuhan sebagai jalan hidupnya. Namun, kita berdua dan mereka sama-sama tau bahwa Tuhan itu ada dan siap bekerja saat kita meminta kepada-Nya.”

Sang tukang cukur pun terdiam dalam keheningan yang menyadarkannya.

—ooOoo—

Bagaimana kesimpulan anda semua? Apakah masih beranggapan kalo Tuhan itu gak ada?

Jika kita memang percaya adanya Tuhan, maka marilah kita rajin berdo’a meminta pertolongan kepada-Nya.

Ada 5 waktu yang paling ampuh untuk berdo’a, yaitu:

1. Saat Fajar (setelah Sholat Subuh)
2. Siang Hari (setelah Sholat Dzuhur)
3. Sore Hari (setelah Sholat ‘Ashar)
4. Saat Senja (setelah Sholat Maghrib)
5. Malam Hari (setelah Sholat ‘Isya)

Jika kita rutin dalam menjalankannya, niscaya Tuhan akan mengabulkan segala permintaan kita.

Artikel ini tidak bisa menjabarkan secara penuh tentang siapa Allah, tetapi bisa menjadikan sedikit pembelajaran saat membaca cerita diatas yang sebenarnya bisa merujuk tentang siapa Allah.

Check Also

Iman Kepada Hari Akhir, Bukti Keimanan Umat Islam yang Pasti akan Datang

Iman Kepada Hari Akhir, Bukti Keimanan Umat Islam yang Pasti akan Datang

Sebagai umat Islam yang harus dilakukan bahkan hukumya wajib adalah mempercayai adanya rukun iman. Salah …