Setiap orang tua memiliki kewajiban mutlak untuk mendidik buah hatinya menjadi pribadi yang ideal. Hal ini salah satunya dapat dilakukan dengan membantu anak-anak belajar mengenal karakter diri dan lingkungan sekitarnya. Dengan begitu, setiap anak akan terbiasa beradaptasi dengan situasi apapun serta menghadapi berbagai persoalan yang menghampirinya.
Dalam hal ini, orang tua juga diharapkan dapat melatih disiplin anak dengan menerapkan kebiasaan – kebiasaan baik yang teratur. Dengan begitu, sikap disiplin pada setiap anak akan muncul dengan seiringnya waktu. Hal itu terjadi karena, pada usia anak-anak terjadi fase perkembangan manusia dan fase inilah yang memudahkan proses pembentukan disiplin anak.
Persoalannya, seringkali orang tua menemui karakter-karakter yang unik pada anak, salah satunya anak dengan sifat agresif. Dalam istilah psikologi, anak agresif dapat diartikan memiliki perilaku yang cenderung agresif dalam arti negatif, yakni suka menyerang, melakukan hal yang di luar kendali, bahkan terkadang dapat membahayakan dirinya sendiri. Pada umumnya, anak agresif sulit beradaptasi dengan lingkungannya. Namun di sisi lain, anak agresif kerap memiliki kemampuan/ kreatifitas yang besar dan tingkat kecerdasan yang tinggi.
Oleh karena itu, perilaku pada anak agresif harus mendapat perhatian ekstra. Paling tidak dengan mengetahui cara memperlakukan anak agresif, orang tua dapat mendidik anak agresif melalui cara-cara penanganan yang tepat agar dapat mengembangkan perilaku agresif tersebut menjadi sesuatu yang justru menguntungkan bagi anak. Orang tua harus pintar-pintar menelusuri kegemaran dan kemampuan yang dimiliki anak agresif tersebut sehingga dapat mengembangkannya melalui berbagai wadah yang tersedia.
Hal lain yang sebaiknya diperhatikan para orang tua ialah cara memperlakukan anak agresif. Pada umumnya, anak agresif cenderung sulit mendapat tekanan. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya menggunakan cara yang kompromi untuk mendidik anak agresif, misalnya saja dengan lebih banyak berdialog, melarang halus disertai alasan, namun tetap terkesan tegas. Metode itu tampak lebih efektif ketimbang menggunakan cara kekerasan fisik (menghukum dengan pukulan, sentilan, atau cubitan) yang hanya akan membuatnya trauma. Jika setiap orang tua mampu mengembangkan perilaku anak-anaknya dengan cara yang tepat, maka kelak akan muncul generasi penuh kreasi.